Harga Cabai Rawit Merah Meroket Tembus Rp80.000 Per Kilogram
PEKANBARU- Menjelang momen Bulan Suci Ramadhan, harga sejumlah komoditas pangan di Kota Pekanbaru masih relatif stabil.
Tidak ada harga komoditas yang mengalami kenaikan secara signifikan, kecuali untuk cabai rawit.
Dikutip dari data yang dikeluarkan oleh Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Pekanbaru, harga komoditas pangan jenis cabai rawit masih belum mengalami penurunan, bahkan naik signifikan.
Bila pada sehari sebelumnya, tepatnya pada Rabu (26/2/2025), harga cabai rawit geprek masih berkisar Rp75.000 per kilogram, pada hari ini, Kamis (27/2/2025) harga cabai rawit geprek yang juga biasa disebut cabai rawit merah mengalami kenaikan signifikan, sebesar Rp.5000 per kilogram, atau menjadi Rp80.000.
Tak hanya cabai rawit merah atau cabai geprek, harga cabai rawit hijau, juga masih cukup tinggi, yakni mencapai Rp60.000 per kilogram.
Berbeda dengan cabai rawit, harga cabai merah keriting bukit, atau cabai bukit per hari ini masih stabil di kisaran Rp53.500 per kilogram.
Sementara untuk cabai merah medan, harganya berkisar Rp45.500 per kilogram.
Sementara itu, untuk komoditas lainnya, seperti bawang putih masih bertahan tinggi berkisar Rp40.000 per kilogram.
Harga bawang merah juga masih cukup tinggi, setelah sempat mengalami kenaikan beberapa hari lalu, dan sampai hari ini masih berada di kisaran Rp34.500 per kilogram.
Harga ayam potong secara perlahan mengalami kenaikan. Per hari ini, harga ayam potong berkisar Rp29.000 per kilogram.
Adapun harga komoditas lain masih relatif stabil dalam sepekan terakhir.
Harga telur ayam, misalnya, berada pada Rp25.000 per kilogram, beras premium pada Rp16.000 per kilogram, gula Rp19.000 per kilogram sert minyak goreng kita Rp17.500 per kilogram.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Pekanbaru, H. Maisisco mengungkapkan harga komoditas pangan sampai hari ini masih relatif stabil, walaupun pada beberapa komoditas ada fluktuasi.
Khusus untuk cabai rawit merah atau cabai geprek, memang ada kenaikan, namun itu bukan dikarenakan kelangkaan produksi, tapi lebih kepada persaingan pasar.
Dia menyebutkan, untuk cabai rawit merah ini memang ada kenaikan dikarenakan pasar lokal bersaing dengan kebutuhan ekspor, khususnya di Jawa.
Kesenjangan harga ini menyebabkan terjadi koreksi harga khususnya untuk kebutuhan pasar lokal, sehingga kenaikan harganya memang cukup signifikan.
Namun demikian, harga cabai rawit merah ini tidak berpengaruh banyak terhadap kebutuhan cabai di masyarakat.
Untuk cabai merah ketersediaannya masih mencukupi dan harganya juga masih sedang, tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah.